KOMPAS.com/KURNIA SARI AZIZA
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menggelar makan siang bersama. Kali ini, Kamis (10/9/2015), Jokowi makan siang bersama para rektor perguruan tinggi negeri di Indonesia. Jokowi mengaku ingin berdiskusi dengan para akademisi mengenai situasi ekonomi yang saat ini menghambat Indonesia.
"Bapak ibu rektor yang hadir siang ini, pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas kehadirannya. Kedua mungkin sedikit ingin saya jelaskan terutama mengenai situasi ekonomi," ujar Jokowi saat membuka acara makan siang.
Menurut Jokowi, saat ini dinamika politik sudah usai. Stabilitas keamanan hampir tak ada masalah. Karena itu, Jokowi mengajak semua pihak mulai memikirkan persoalan ekonomi. (baca: Jokowi Ajak Tukang Ojek dan Sopir Angkot Makan Bareng di Istana)
Di dalam makan siang yang digelar di ruang rapat kecil di Istana Negara, Jokowi juga menyiapkan materi presentasinya. Di materi presentasi itu tertulis soal perbandingan kondisi ekonomi saat ini dengan situasi krisis yang pernah dihadapi Indonesia beberapa tahun lalu.
Sebelum acara, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki yang turut dalam acara makan siang mengungkapkan bahwa Jokowi memang gemar melakukan makan siang bersama untuk berdiskusi tentang isu-isu terkini. (baca: Jokowi Makan Siang Bersama Para Ekonom)
Pertemuan dengan sejumlah kalangan di saat makan siang ditujukan untuk merangkul semua pihak dan menjaga hubungan silaturahmi.
"Makanya kemarin Presiden ada kumpulkan para dekan, pengamat ekonomi, pedagang, sopir, dan lain-lain itu, ya sebagai bagian dari upaya Presiden untuk bisa menjaga hubungan dengan berbagai lapisan masyarakat," ucap Teten.
Adapun, sebanyak 23 rektor hadir dalam acara makan siang bersama Presiden hari ini. Mereka adalah:
1. Muhammad Anis dari Universitas Indonesia
2. Dede Rosyada dari UIN Syarif Hidayatullah
3. Dwikorita Karnawati dari Universitas Gadjah Mada
4. Tri Hanggono Achmad dari Universitas Padjajaran
5. Herry Suhardiyanto dari Institut Pertanian Bogor sekaligus Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
6. Kadarsa Suryadi dari Institut Teknologi Bandung
7. Yos Johan Utama dari Universitas Diponegoro
8. Mohammad Bisri dari Universitas Brawijaya
9. Rafik Karsidi dari Universitas Sebelas Maret
10. Badia Perizade dari Universitas Sriwijaya
11. Werry Darta Taifur dari Universitas Andalas
12. Ellen Joan Kumaat dari Universitas Samratulangi
13. Syamsul Rizal dari Universitas Syiah Kuala
14. Subhilhar dari Universitas Sumatera Utara
15. Moh. Nasyih Universitas Airlangga
16. Sutarto Hadi dari Universitas Lambung Mangkurat
17. Ketut Swastika dari Universitas Udayana
18. Achmad Iqbal dari Universitas Jenderal Soedirman
19. Sugeng P Harianto dari Universitas Lampung
20. Rochmad Wahab dari Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus Ketua Forum Rektor Perguruan Tinggi.
21. Abed A'la dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
22. Musafir Pababbari dari Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar
23. Masjaya dari Universitas Mulawarman
2. Dede Rosyada dari UIN Syarif Hidayatullah
3. Dwikorita Karnawati dari Universitas Gadjah Mada
4. Tri Hanggono Achmad dari Universitas Padjajaran
5. Herry Suhardiyanto dari Institut Pertanian Bogor sekaligus Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
6. Kadarsa Suryadi dari Institut Teknologi Bandung
7. Yos Johan Utama dari Universitas Diponegoro
8. Mohammad Bisri dari Universitas Brawijaya
9. Rafik Karsidi dari Universitas Sebelas Maret
10. Badia Perizade dari Universitas Sriwijaya
11. Werry Darta Taifur dari Universitas Andalas
12. Ellen Joan Kumaat dari Universitas Samratulangi
13. Syamsul Rizal dari Universitas Syiah Kuala
14. Subhilhar dari Universitas Sumatera Utara
15. Moh. Nasyih Universitas Airlangga
16. Sutarto Hadi dari Universitas Lambung Mangkurat
17. Ketut Swastika dari Universitas Udayana
18. Achmad Iqbal dari Universitas Jenderal Soedirman
19. Sugeng P Harianto dari Universitas Lampung
20. Rochmad Wahab dari Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus Ketua Forum Rektor Perguruan Tinggi.
21. Abed A'la dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
22. Musafir Pababbari dari Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar
23. Masjaya dari Universitas Mulawarman
Penulis | : Sabrina Asril |
Editor | : Sandro Gatra |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar